Home About Tutobies Others

Minggu, 03 Juni 2018

Kenangan Ramadan


Marhaban Ya Ramadhan semua!

*telat woy telat*

Enggak apa-apalah, ya, wong sekarang masih bulan Ramadan juga *maksa*

Wahai teman-temanku sekalian, gimana puasanya? Masih jalan atau sudah ada yang bolong? Gue doain semoga puasa lo semua lancar dan berkah. Aamiin. Oh, ya, yang puasanya bolong jangan lupa diganti.

Berhubung gue sudah hampir 15 tahun menghirup oksigen, pastinya gue juga telah bertemu dengan Ramadan berkali-kali. Pada setiap Ramadan itu selalu meninggalkan kenangan tersendiri bagi gue. Kenangan tentang dia. Enggak. 

Pada postingan ini gue akan menceritakan momen-momen Ramadan pada saat gue masih kecil. Masih piyik dan super polos. Kenangan tersebut seringkali bikin gue senyum-senyum mengingat betapa menggemaskannya gue waktu masih bocah. Iyain aja biar gue senang.



  • Puasa setengah hari
Jujur saja, gue baru puasa full waktu kelas 3 SD. Pada saat gue masih TK, gue enggak puasa sama sekali. Sementara itu, waktu kelas 1-2 SD gue belajar puasa setengah hari, bukanya waktu dzuhur, habis itu dilanjut lagi puasanya sampai maghrib. Tapi kegiatan puasa setengah hari itu cuma berlangsung selama dua minggu, setelah itu gue enggak puasa lagi hahaha...

Btw gue iri sama adik gue yang sudah puasa full dari kelas 1 SD. Huufftt...

Walaupun puasa gue cuma setengah hari, tapi gue tetap mengeluh lapar pada waktu asar. Padahal, kan, gue sudah buka waktu dzuhur.

"Ibu... bukanya kapan? Aku lapar banget."


  • Salat tarawih
Ada banyak perbedaan antara Nafisa kecil dan Nafisa besar ketika salat tarawih. Biasanya gue ikut salat tarawih di musala kampung gue. Musala tersebut selalu melaksanakan 20 rakaat salat tarawih dan 3 rakaat salat witir.

Gue yang masih kecil tentunya bosan karena rakaatnya banyak banget. Oleh sebab itu, biasanya gue cuma ikut salat tarawihnya 4 rakaat atau parahnya 2 rakaat doang. Kemudian, gue ngobrol, bercanda, dan bermain bersama teman-teman di musala. Kalaupun gue salat, salatnya sambil bercanda. Misalnya salat sambil senggol-senggolan, sampai-sampai ada yang jatuh. Ketika imam selesai membaca al-Fatihah, di situlah gue sama teman-teman teriak "Aamiin" sekeras-kerasnya.

Sering banget kami dimarahi gara-gara mengganggu para jemaah. Tapi, ya, namanya anak kecil, enggak ada kapoknya. Kejar-kejaran, menarik-narik tirai pembatas jemaah wanita dan pria, bercanda, main petasan di halaman musala masih tetap kami lakukan. Selow aelah, kalau dimarahi lagi tinggal dengerin.


  • Main kembang api
Kembang api, ya, bukan petasan. Menurut gue kedua benda tersebut beda. Kembang api itu kalau dinyalain apinya warna-warni (?), indah bangetlah pokoknya, sedangkan petasan itu yang meledak "duarrr" gitu.

Gue #timkembangapi karena petasan enggak ada unsur estetikanya. Azeek... Benda ini yang bikin gue harus merelakan uang jajan.

Gue sering main kembang api setelah salat tarawih. Mainnya bareng adik-adik gue tercinta sekaligus nyebelin (FYI gue punya 2 adik cowok) beserta kawan-kawan tersayang biar asik. Kalau petasan, sih, seringnya gue nontonin teman gue saja. Sekali lagi gue #timkembangapi karena petasan kurang asyik.


  • Jalan pagi
Selesai salat subuh, biasanya gue sama teman-teman jalan pagi kalau sedang enggak ngantuk. Tujuan jalan-jalannya di.... stasiun. Kebayang enggak?

Letak stasiun tersebut enggak terlalu jauh, sih, sekitar 2 km. Setelah sampai di stasiun, kami akan duduk di peron sambil menunggu kereta lewat. Pas keretanya lewat, kami teriak-teriak kayak suporternya JKT48 tapi versi enggak jelasnya. I don't know why.

Ada sensasi tersendiri ketika lo berdiri di samping kereta yang sedang lewat. Di samping, ya, bukan di depan. Rasanya, tuh, kayak dikipasi sama kipas angin raksasa. Semriwing.

Pulangnya kami lewat sawah biar kayak Bolang. Nyeker pula. Seringkali kami berjalan sambil bercanda, bahkan saling mendorong biar jatuh sekalian ke sawah. Semuanya indah sampai jaket Nevada kesayangan gue kena lumpur. 

....dan nodanya susah hilang sampai sekarang.

Dedeq sedih. Acu, tuh, enggak bisa diginiin.

Terakhir kali gue jalan-jalan ke stasiun itu waktu umur gue 12 tahun. Bukan karena males, sih, tapi enggak ada teman yang mau diajak.

Nah, itu kenangan Ramadan gue waktu masih kecil. Kalau lo juga punya kenangan indah semasa Ramadan, share juga, ya, di kolom komentar di bawah.

Selamat menunaikan ibadah puasa.

Image source:
https://www.videoblocks.com/video/arabic-ornamental-lantern-with-burning-candle-and-glittering-bokeh-lights-background-loopable-ramadan-hd-footage-vbljmsjaeim5004mb edited by me

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarmu akan dimoderasi. Boleh berkomentar asalkan komentarnya enggak bikin rusuh. Tidak boleh memakai bahasa kasar. Terbuka untuk kritik dan sarannya.