Home About Tutobies Others

Minggu, 18 Maret 2018

Buat Para Pejuang UN





Hai.

UN tinggal menghitung hari. Setelah enam tahun mengenyam pendidikan dasar atau tiga tahun mengenyam sekolah menengah, akhirnya hari akbar itu segera tiba. Bagai perang antara Pandawa dan Kurawa yang berlangsung selama tiga hari buat kamu yang masih SD, sedangkan bagi anak sekolah menengah berlangsung selama empat hari.


Saya tahu mungkin kamu sudah enek melahap buku-buku UN. Mungkin kamu juga lelah dengan jam tambahan setiap pulang sekolah dan uji coba UN di setiap minggunya.

Oh, ya, jangan lupakan banyak tantangan yang siap menghadangmu ketika UN. Mulai dari sekolah yang menetapkan target tertentu bagi siswanya, soal-soal UN yang semakin rumit seiring bertambahnya tahun, dan UN berbasis komputer yang dicanangkan belum lama ini.

Kamu tahu? Teknologi saat ini semakin maju. Bahkan berdampak pada UN. Kini UN tidak lagi menggunakan kertas dan pensil, melainkan menggunakan komputer, tetikus, dan kawan-kawannya. Beruntung kalau sekolahmu memiliki cukup komputer. Bagi sekolah yang sama sekali tidak memiliki komputer, biasanya mereka akan menumpang mengerjakan UNBK di SMK yang memiliki cukup komputer.

Tidakkah kamu merasa kalau orang tuamu semakin perhatian. Mereka memasukkanmu ke bimbel terbaik, berharap agar anaknya mendapat nilai yang memuaskan. Beberapa teman saya mengaku gawainya disita, apakah kamu juga? Atau paling tidak para orang tua saat ini membatasi anaknya untuk bermain gawai. Mereka menyuruhmu belajar giat, paling tidak 30 menit sehari. Terkadang mereka melarangmu untuk bermain bersama teman-temanmu di kafe paling hits di kotamu.

Seketika terbesit di pikiranmu betapa menyebalkannya orang tuamu saat ini. Tapi, hey, coba kamu pikir sekali lagi. Orang tuamu dan juga orang tua saya-orang tua kita-sebenarnya ingin melihat kita tersenyum bahagia ketika hasil UN itu terpampang nyata. Semua itu bukan untuk mereka tetapi untuk kita.

Sekarang kamu tersenyum dan mencoba bersikap optimis untuk menghadapi semuanya. Sayangnya, beberapa saat kemudian, tangisanmu pecah. Saat ini kamu benar-benar lelah dengan jam tambahan di sekolah, belum lagi kalau harus mengikuti bimbel. Hasil uji coba UN minggu kemarin turut membuatmu merasa down. Kamu sedih karena peringkatmu tidak sesuai ekspektasi.

Oke, mungkin beberapa pejuang UN saat ini tertekan, bahkan menangis lelah. Termasuk saya dan mungkin kamu. Ah, ingin sekali rasanya UN segera berakhir, lalu menjalani hari baru di sekolah lanjutan idaman.

Tak apa. Menangis kalau kamu mau. Namun, tolong jangan menyerah. Terdengar klise memang. Akan tetapi, coba bayangkan, apakah dengan menyerah nilai UN akan bagus dengan sendirinya? Apakah menyerah bisa menjadi modal untuk bersekolah di sekolah idaman?

Sekarang, cobalah untuk tersenyum. Jalani semuanya sebisamu. Setidaknya kamu sudah berusaha. Yakinkan dirimu kalau air mata dan keringat yang kini bercucuran kelak akan berubah menjadi senyum secerah mentari. Kamu pasti bisa!

Dari pejuang UN untuk pejuang UN. Mari kita hadapi UN 2017/2018 bersama.
---------------------------------------------------------------------------------
Gimana? Gue nulisnya udah sesuai PUEBI dan KBBI V belum?

Para pejuang UN mana suaranya?

Sebelumnya gue mau ucapin terima kasih buat teman-teman yang menyempatkan waktunya buat mengunjungi blog gue. Terima kasih pokoknya buat kritik dan saran lo. Gue akan menjalankan beberapa saran yang gue terima, tapi nanti setelah UN, karena buat gue yang levelnya super cupu, ngutak-atik kode itu butuh waktu seharian. 

Yaelah, ngode doi aja belum kelar, apalagi utak-atik kode blog. Maaf, curhat.

Oh, ya, kalau bisa, tolong baca postingan-postingan gue. Tinggalin juga komentar lo biar gue tahu postingan gue layak baca atau enggak. Soalnya kalau lo enggak komen, gue mana tahu bagus jeleknya postingan gue dan gue enggak punya kesempatan buat memperbaiki kesalahan gue. Hitung-hitung nambahin pageviews juga.

Iya, gue budak pageviews.

Jujur gue nulis postingan ini sambil nahan nangis. Postingan ini isinya benar-benar kondisi gue saat ini. Gue tertekan dengan persiapan UN, target nilai UN dari sekolah, dan tugas serta PR yang tidak berujung. Kadang gue mikir, "Yang dipikirin UN aja elah, ngapain dikasih tugas segunung?"

Nilai try out gue juga bikin garuk tembok. Blas enggak tembus 20 besar paralel. Jomplang bangetlah sama nilai rapor gue yang selalu tembus 20 besar paralel di sekolah (sombong, yak? hehe... maaf). Beberapa kali gue mikir, "Ngapain gue sekolah bertahun-tahun? Ngapain gue belajar Bahasa Indonesia, Matematika, PPKn, Fisika, dan kawan-kawannya? Toh, enggak semua ilmu itu bakal kepake juga."

Tapi, gue bersyukur karena orang tua gue enggak nuntut apa-apa. Mereka enggak peduli sama kualitas akademis gue. Mereka cuma mau gue jadi orang yang baik sesuai pandangan agama dan masyarakat.

Jadi, buat para pejuang UN yang nyaris menyerah, kita sama, bro and sist.

Btw ini lagunya Mino sama Taeyang bikin gue nangis beneran. Isinya pas banget sama suasana hati gue saat ini. Sumpah, maknanya dalam (?) banget. Baru kali ini gue ditangisin sama lagu rap gini, biasanya sama lagu ballad.

Keren, lho. Coba, deh, lo dengerin dan baca arti liriknya di sini.


Image source:
https://www.pinterest.co.uk/pin/187321665734424200/ edited by me

4 komentar:

  1. aku juga pejuan un, tapi masih sd hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, nailah juga pejuang UN! Sukses bareng, ya!
      makasih udah kasih komentar, aku terharu :"

      Hapus
  2. sama-sama pejuang UN nih ye :3 ,aku kelas 9. Btw enak ya kalo udah kelar UN ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lega sekali..... karena aku bisa main HP lagi

      Hapus

Komentarmu akan dimoderasi. Boleh berkomentar asalkan komentarnya enggak bikin rusuh. Tidak boleh memakai bahasa kasar. Terbuka untuk kritik dan sarannya.