Home About Tutobies Others

Minggu, 11 September 2016

Merengkuh Harapan

Orang-orang menyebutnya harapan. Adalah yang tak pernah tercapai. Adalah hal mustahil yang dimimpikan pada siang bolong. Adalah sekedar angan. Ya, dialah harapan.

Namun bagiku, dialah satu-satunya pelita di tengah kata menyerah. Dialah pengiring usaha di tiap mimpi. Dialah motivator dalam keterpurukan. Dialah temanku, harapan.

Walau badai menghempas, karang menghadang, hujan berduyun, panas menyiksa, dia tak pernah hilang. Adalah harapan, tak peduli perih yang dirasa, siksa yang didera, luka yang diterima. Inilah harapan, sekalipun dalam duka, tak jarang dalam sakit. Dan sekali lagi kukatakan dialah harapan.

Biarkan semua keindahan itu hilang. Biarkan kesedihan itu menghujam. Biarkan kesakitan itu melanda. Biarkan derita itu menyiksa. Biarkan air mata membanjiri hati. Biarkan para pengkhianat menikam. Asal aku bersamanya, tak lain harapan.

Bagai sebuah bunga di tengah salju. Terus mekar walau dingin menyerangnya. Terus berjuang walau salju menghantamnya. Begitu pula dengan harapanku. Tak pernah hilang walau para pengkhianat menghancurkannya dengan sadis. Teruslah bersemi, wahai harapan.

Ijinkan aku merangkul semua mimpi. Ijinkan aku memeluk segala asa. Ijinkan peluh dan air mata menjadi saksiku. Apakah kau mendengarnya, sang Harapan?

Tak ada kata lain selain 'terima kasih' tanpa henti. Kini, ijinkan aku menghias wajahku dengan senyum. Kumohon pada hujan dan petir tanpa air mata. Satu kata, terima kasih harapan.

Image source: http://s1.favim.com/orig/20/cool-hope-photography-separate-with-comma-text-Favim.com-205790.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarmu akan dimoderasi. Boleh berkomentar asalkan komentarnya enggak bikin rusuh. Tidak boleh memakai bahasa kasar. Terbuka untuk kritik dan sarannya.